Melemahkan & Menggiring KPK
Maraknya pemberitaan mengenai perpecahan di kalangan pimpinan KPK akhir-akhir ini ramai menghiasi berita-berita di media.
Abraham Samad di isukan sampai membanting meja karena penetapan Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng menjadi tersangka di tolak oleh dua pimpinan KPK lainnya yaitu Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto (sumber). Benarkah KPK terpecah? KPK, baik melalui juru bicaranya maupun pimpinan KPK sendiri membantah keras isu tersebut.
Yang perlu di khawatirkan adalah isu tersebut seolah-olah menempatkan Abraham Samad menjadi seorang sangat pemberani dan Busyro Muqoddas serta Bambang Widjojanto seolah-olah menjadi takut mengahadpi kekuasaan. Ada pula yang mengaitkan bahwa Abraham Samad yang ditunggangi (dimanfaatkan) oleh partai tertentu untuk mengahcurkan salah satu partai.
Pemberitaan seperti inilah yang berpotensi melemahkan kredibilitas KPK. Apakah sebua cara lain untuk melemahkan KPK? Ketika para politikus korup sudah kehabisan akal untuk menghancurkan KPK lalu menggiring opini lewat gosip layaknya infotaiment?
Jika dicermati, isu perpecahan tersebut juga sangat kental dengan aroma politik. Hal ini berbahaya karena berpotensi menggiring KPK ke ranah politik. Sebagaimana yang dikatakan Busyro sendiri di Metro TV bahwa seolah-olah nasibĀ Anas Urbaningrum dan partai Demokrat berada di tangan KPK. Beberapa politikus Demokrat mencoba mengalihkan masalahnya kepada KPK.
Genderang perang yang sudah lama ditabur oleh politikus terutama dari kalangan pemilik media dan parpol semakin keras dan kasar. Tentunya kita semua berharap KPK tetap konsisten di jalur hukum, dan tidak terpengaruh intrik dan manuver partai politik apalagi menjelang pemilu 2014.