Abraham Samad &Komitmen Pemberantasan Korupsi

Muda, cerdas dan enerjik itulah gambaran dalam melihat sosok Abraham Samad dalam menjawab pertanyaan Komisi III DPR RI di senayan.  Tokoh muda asal Sulawesi Selatan yang tidak memilki latar belakang kedekatan dengan partai politik dan sudah diprediksi tidak akan lolos dalam fit and proper test pemilihan pimpinan KPK yang baru. Akan tetapi, semua terbantahkan ketika Abraham Samad kemudian mendapatkan dukungan 43 suara dari 56 Anggota Komisi III sebagai pemilik suara.

Abraham Samad terpilih menjadi Pimpinan KPK untuk periode 2011-2015, mengalahkan calon pimpinan KPK yang lain yang sudah digadang-gadang akan menduduki jabatan tersebut seperti Bambang Widjojanto, Abdullah Hehamahua dan Yunus Husein. Belum lagi ketika Abraham Samad harus bersaing dengan Busyro Muqqodas yang sementara menjabat sebagai ketua KPK.

Abraham Samad tidaklah memiliki banyak pengalaman menurut pendapat beberapa orang. Tetapi perlu kita ketahui bahwa dia adalah sosok yang terkenal bersih dan tegas serta komit terhadap pemberantasan korupsi di Sulsel. Komitmennya dalam pemberantasan korupsi di daerahlah yang kemudian mengilhami untuk membentuk Anti Corruption Committe (ACC) sebuah LSM yang genjar menyuarakan pemberantasan korupsi di Indonesia.

Komitmennya dalam pemberantasan korupsi di Indonesia lah yang mengantar sosok yang masih muda karena baru berumur 40 an ini untuk mencalonkan diri menjadi salah seorang pimpinan KPK. Beliau sadar betul bahwa kasus korupsi sudah menyerang sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Kejahatan korupsi bukan saja ada di pusat, akan tetapi, sudah sampai kedaerah hingga pelosok desa. Oleh karena itu, pemberantasan korupsi haruslah dilakukan secara bersama-sama. Lembaga KPK sebagai lembaga yang memiliki kewenangan besar dalam melakukan pemberantasan korupsi di Indonesia haruslah dipimpin oleh orang-orang yang memiliki intergritas dan keberanian dengan memberantas korupsi tanpa pandang bulu. Niat baikpun tersambut, sosok anak muda ini terpilih untuk menahkodai KPK.

Abraham Samad, harapan besar ada dipundakmu

Angin segar pemberantasan korupsi di Indonesia telah berembus dari Indonesia bagian timur. Masyarakat Indonesia tentunya menaruh harapan besar dari sosok pimpinan KPK yang baru saja terpilih. Sosok yang dengan lantang dan lugas mengatakan bahwa ketika saya terpilih menjadi pimpinan KPK, maka saya akan siap mundur bila dalam jangka 1 tahun KPK tidak memperlihat kinerjanya yang bagus. Saya akan memprioritaskan pemberantasan korupsi untuk kasus-kasus yang besar dan melakukan pemberatasan korupsi tanpa pandang bulu meskipun keluarga.

Teringat almarhum Bapak Baharuddin Lopa selaku mantan Jaksa Agung yang dijuluki panglima penegakan hukum di Indonesia karena pada masa orde baru beliau menjebloskan Bob Hasan yang tidak lain adalah orang dekat Presiden Soeharto ke Nusa Kambangan. Ketokohan Lopa itulah mungkin yang mengilhami Abraham Samad sehinga berani mencalonkan sebagai pimpinan KPK. Apalagi baik Lopa maupun Abraham Samad dari almamater yang sama. Bila dianalogikan kedua sosok ini lahir dari rahim yang sama.

Optimisme terhadap kepimpinan Abraham Samad dalam menahkodai KPK untuk 5 tahun kedepan, cukuplah tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari track recor dan dedikasinya terhadap pemberantasan korupsi tidak dipertanyakan lagi. Ujian besar bagi pimpinan KPK kedepan dan patut diberikan semangat serta kepercayaan untuk menuntaskan kasus-kasus yang tergolong besar dan menyita banyak perhatian rakyat Indonesia, seperti kasus Bank Century dan kasus-kasus korupsi yang melibatkan partai politik di tanah air.

Ucapan selamat buat seniorku di almamater UNHAS, kanda Abraham Samad atas terpilihnya menjadi pimpinan KPK. Harapan besar rakyat Indonesia kami letakkan dipundakmu. Jadikanlah kekuasaan/jabatan sebagai amanah yang akan engkau pertanggungjawabkan di akhirat nanti dan ingat selalu pameo hukum “Tegakkan Hukum Meski Langit Akan Runtuh”.

 

Terbit di Gorontalo post, 8 Desember 2011

Jupri, S.H

Lahir di Jeneponto (Sulsel) dari keluarga sederhana. sementara aktif mengajar di Fakultas Hukum Universitas Ichsan Gorontalo. selain memberi kuliah untuk mahasiswa fakultas hukum juga aktif menulis di www.negarahukum.com dan koran lokal seperti Fajar Pos (Makassar, Sulsel), Gorontalo Post dan Manado Post..Motto Manusia bisa mati, tetapi pemikiran akan selalu hidup..

You may also like...